Sunny's Family

Hi, Warm Greetings from us.

It's South Sulawesi

Salah satu Destinasi Wisata yang menyimpan sejuta keindahan alam dan budaya.

It's East Java

Destinasi Wisata yang memiliki banyak surga tersembunyi

Magister Manajemen Unmer Malang 2019-1

Ayo Gabung Bersama Kami,Kuliah di Pascasarjana UNMER Malang.

Pengertian Amenitas dalam Pariwisata

Menurut kamus Oxford
Amienitas adalah A desirable or useful feature or facility of a building or placethe property is situated in a convenient location, close to all local amenities. Fasilitas yang berguna dari sebuah bangunan atau tempat. Terletak di lokasi yang nyaman dan dekat dengan segala fasilitas lokal yang lainnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Fasilitas adalah sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi dan kemudahan. Fasilitas ini dibagi menjadi dua kategori yaitu :
Ø  Fasilitas sosial yaitu fasilitas yang disediakan oleh pemerintah atau swasta untuk masyarakat, seperti sekolah, klinik, dan tempat ibadah.
Ø  Fasilitas umum yaitu fasilitas yang disediakan untuk kepentingan umum, seperti jalan dan alat penerangan umum.

PENGERTIAN AMENITAS DALAM PARIWISATA
Pengertian Amenitas Menurut Beberapa Ahli
1.     Menurut Lawson dan Baud Bovy dalam bukunya “Tourism And Recreation Handbook Of Planning And Design” yang dikutip dalam penelitian Muslimah Nurul yang berjudul Potensi Gunung Puntang Sebagai Objek Wisata Sejarah Di Kabupaten Bandung (2011)

Amenitas adalah semua bentuk fasilitas yang memberikan pelayanan bagi wisatawan untuk segala kebutuhan selama tinggal atau berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, seperti hotel, motel, restaurant, bar, discotheques, café, shopping center, souvenir shop. Perusahaan-perusahaan inilah yang member pelayanan bila mereka dating berkunjung pada suatu DTW

Lawson dan Baud-Bovy dikutip dari buku “Tourism And Recreation Handbook Of Planning And Design (1998:24)” membagi fasilitas dalam dua jenis, yaitu :
Ø  Fasilitas dasar untuk kompleks rekreasi dimanapun berada, yang memberikan pelayanan kepada wisatawan secara umum seperti akomodasi, makanan, dan minuman, hiburan bersantai dan juga infrastruktur dasar untuk pengelolaan sebuah obyek wisata.
Ø  Fasilitas khusus sesuai karakteristik lokasi dan sumber daya yang tersedia yang menunjukkan karakter alamiah sebuah objek pariwisata.
Yang termasuk dalam fasilitas wisata adalah fasilitas pendukung kegiatan wisata seorang pengunjung harian atau wisatawan. Lawson dan Baud-Bovy (1998:24) membagi fasilitas pendukung (ancillary facilities) ke dalam enam jenis fasilitas, yaitu:
Ø  Akomodasi (hotel, motel, cottage, apartement, dan lainnya)
Ø  Makan minum (restaurant, coffe shop, snack bar, dan lainnya)
Ø  Sanitasi
Ø  Aksesbilitas (jalan akses, setapak, pintu masuk/gerbang utama dan tempat parker
Ø  Fasilitas aktif yaitu fasilitas yang dijadikan sebagai salah satu penunjang aktifitas yang dapat dilakukan oleh pengunjung atau wisatawan.
Ø  Lain-lain (gedung kantor/administrasi, pos keamanan, pos penjaga pantai, dan lainnya.

2.     Medlik and Middleton (1973:13) dikutip dari buku “ Product Formulation in Tourism. In Tourism and   Marketing (vol. 13)”

“... the destination product consists of five components: destination attractions, destination facilities, accessibility, images and price...”
”...from the standpoint of a potential customer considering any form of tourist visit, the product may be defined as a bundle or package of tangible and intangible components, based on activity at a destination ...”

3.     Robert Christie Mill (1990:24) dikutip dari buku Tourism The International Business”

"Attractions bring people to the destination; facilities service them when they get there. Because they are away from home, the visitor requires certain things-a place to stay, something to eat and drink". 

4.     Oka A. Yoeti (2002:211) dalam Jurnal Penelitian Edwin Fiatiano (2012) “Mengemas Produk Pariwisata Pada Daerah Tujuan Wisata”.

Amenitas adalah fasilitas yang dimiliki daerah tujuan wisata, meliputi akomodasi, usaha pengolahan makanan, transportasi, rekreasi dan lain-lain.

5.     Menurut Dirjen Pariwisata Indonesia

Amenities (fasilitas) tersedianya fasilitas yaitu tempat penginapan, restoran, transportasi lokal yang memungkinkan wisatawan berpergian, alat-alat komunikasi.

6.     Peter Mason (2000:46) dalam buku ‘tourism impact, planning and management”
Amenitas adalah fasilitas untuk memperoleh kesenangan. Dalam hal ini  dapat berbentuk akomodasi, kebersihan, dan keramahtamahan.


Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli  dapat dikatakan amenitas adalah fasilitas yang dimiliki suatu tempat tujuan wisata atau destinasi seperti hotel, restoran, bar, sarana olahraga dan lainnya yang disediakan bagi wisatawan. Disamping daya tarik wisata, wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata juga membutuhkan adanya fasilitas yang menunjang perjalanan dan memberikan berbagai kemudahan bagi wisatawan yang datang dalam rangka meningkatkan pengalaman rekreasi mereka. 

Selain faktor atraksi, amenitas juga mempunyai peranan yang sangat besar bagi wisatawan yang akan mengunjungi suatu destinasi. Semakin lengkapnya suatu destinasi mempunyai amenitas atau fasilitas yang lengkap maka akan semakin banyak pula wisatawan yang akan mengunjungi destinasi tersebut.

Suatu fasilitas kawasan wisata memiliki syarat-syarat dalam hal pengembangannya yaitu something to see (daya tarik wisata), something to do (aktivitas yang membuat wisatawan tinggal lebih lama), something to buy (kawasan perbelanjaan), how to arrive (aksesbilitas, transportasi), how to stay (penginapan). Untuk memenuhi kebutuhan perjalanan tersebut, perlu disediakan bermacam-macam fasilitas, mulai dari pemenuhan kebutuhan sejak berangkat dari tempat tinggal wisatawan, selama berada di destinasi pariwisata dan kembali ke tempat semula. 

Disamping fungsinya yang merupakan fasilitas (sarana/prasarana) umum, publik amenitas juga harus mempunyai standar dalam aplikasinya di lapangan dalam bahasan ini adalah daerah tujuan wisata, yaitu :
Ø  Fasilitas publik harus strategis, untuk kemudahan aksesbilitas pengunjung/wisatawan.
Ø  Bentuk dari fasilitas harus dapat dikenal (recognizable), sebaiknya menggunakan bahasa universal yaitu bahasa domain lokal maupun bahasa asing (inggris, mandarin, arab).
Ø  Pemanfaatan fasilitas harus sesuai dengan fungsinya
Ø  Di tempatkan di area yang tepat agar masyarakat umum dapat melihat dan dapat langsung menggunakan tanpa harus mencari-cari. Sebaiknya hindari di tempat yang sepi (terisolasi/terpencil) . Hal ini untuk meminimalkan resiko kejahatan.
Ø  Terjangkaunya komunikasi darurat untuk proteksi ancaman kejahatan.
Ø  Kualitas dari fasilitas itu sendiri harus sesuai dengan standar-standar yang berlaku dalam kepariwisataan.
     
       Demikian beberapa pengertian Amenitas, semoga bermanfaat.
j






Pengertian Daya Tarik Wisata Menurut Beberapa Ahli

         Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 Tentang kepariwisataan, Daya Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.
Menurut A. Yoeti dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata” tahun 1985 menyatakan bahwa daya tarik wisata atau “tourist attraction”, istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu.
Nyoman S. Pendit dalam bukunya “ Ilmu Pariwisata” tahun 1994 mendefiniskan daya tarik wisata sebagai segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat.

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik, keunikan dan nilai yang tinggi, yang menjadi tujuan wisatawan datang ke suatu daerah tertentu.

OBJEK DAN DAYA TARIK DESTINASI

Daya Tarik Wisata

             Sebagaimana menurut UU No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Sedangkan Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat Daya Tarik Wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata,  aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Dalam hal ini objek dan Daya Tarik wisata pada destinasi Kabupaten Bulukumba.
                  Bulukumba adalah salah satu destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi dalam wilayah Sulawesi Selatan, baik yang dikunjungi hanya dengan paket tersendiri atau dengan paket yang dilanjutkan dengan mengunjungi destinasi wisata lain yang berada disekitarnya seperti Sinjai lanjut ke Bone ataupun dari Sinjai dan kembali melalui daerah Malino, Gowa.
            Bulukumba sendiri apabila dikunjungi sebagai destinasi tunggal dan utama, akan sangat menarik dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit karena Bulumba sendiri memiliki banyak Daya Tarik Wisata yang menarik, misalnya permandian alam Hila-Hila, permandian alam Limbua, pantai Mandala Ria, makam Dato Tiro, kawasan pembuatan perahu phinisi, Pantai Bira yang disebut-sebut mirip dengan Pantai Kuta di Bali, dan yang tak kalah menarik adalah Kawasan Adat Ammatoa.
            Pantai Bira, pantai yang disebut-sebut sebagai pantai Kuta ala Sulawasi, sangat menarik untuk dikunjungi, aktivitas seperti berjemur diri, snorkeling, atau hanya sekedar menikmati pasir putih dapat dilakukan disana. Hanya saja, sebagaimana dengan hasil observasi yang telah dilaksanakan, Pantai Bira berada dalam keadaan yang menurut petugas disana mengalami masa yang sama dengan beberapa waktu lalu yang masih belum terpecahkan. “ yah, begitulah dek, masalah yang masih sama, yang pertama masalah ketersediaan air bersih yang sangat terbatas dan juga kebersihan pantai yang masih saja tak terjaga ” tegas Pak Samsul salah satu petugas Dinas Pariwisata Kabupaten Bulukumba yang ditempatkan di lokasi Tanjung Bira, ( 06/10/15 ). Tetapi untuk mengatasi hal-hal di atas, petugas tersebut kembali menegaskan “kami terus berusaha agar tamu-tamu yang datang tidak merasakan dampak dari kekurangan air bersih tersebut dan juga menghimbau agar menggunakan air secukupnya, dan masalah sampah berusaha ditangani dengan adanya kasi bersih pantai setiap sekali seminggu bersama dengan masyarakat setempat dan para pedagang-pedagang di sekitar Pantai yang memiliki kios tentunya.”
            Setelah mengetahui salah satu masalah yang dapat menghambat perkembangan Daya Tarik Wisata ini yang kemudian ditegaskan pula cara mengatasinya, diharapkan dapat segera terlaksana sehingga tak ada lagi hambatan yang terjadi pada bagian tersebut. Yang menjadi keluhan pribadi adalah karena kurangnya failitas pada Daya Tarik Wisata tersebut, misalnya saja Rumah sakit, Kantor Pos, ATM dan Bank tersedia, namun jauh dari lokasi Daya Tarik Wisata Pantai Tanjung Bira ini, terlebih dengan fasilitas Money Changer yang memang tidak tersedia sama sekali, hal tersebut juga yang menjadi penghambat para wisatawan mancanegara untuk berkunjung.
            Hal lain yang terlihat kurang pada saat melakukan observasi di kawasan Daya Tarik Wisata juga pada kurangnya kudapan dan kios penjual cendramata khusus Pantai Tanjung Bira itu, “yang jadi masalah dek, bahkan cendramata dan oleh-oleh yang diperjualbelikan di tempat ini adalah barang yang berasal dari pulau di sebelah sana ( menunjuk ke salah satu arah pulau ), tidak ada barang yang khas dari masyarakat sekitar sini” tegas Pak Samsul.
            Satu hal yang juga paling utama adalah mengenai aksesibilitas menuju Daya Tarik Wisata tersebut, yaitu Waktu dan Jarak tempuh, Kabupaten Bulukumba sendiri berjarak sekitar 160 km dari kota Makassar yang bisa ditempuh dengan waktun sekitar 6 jam, sedangkan Pantai Tanjung Bira sendiri berjarak sekitar  40 km dari Pusat Kabupaten Bulukumba. Dengan kondisi jalan yang masih sempit, hal tersebut tentu menjadi pertimbangan utuk melakukan kunjungan kembali khususnya bagi wisatawan mancanegara. Dalam hal ini seharusnya bukan hanya jalur darat yang dapat ditempuh untuk mencapai Pantai Tanjung Bira, namun diharapkan adanya jalur udara. Karena apabila dibandingkan dengan Pantai Kuta yang memang sangat terkenal keindahannya dan didukung dengan fasilitas yang lengkap serta akses yang mudah dicapai bagi wisatawan mancanegara,dan Pantai Tanjung Bira dengan kondisis aksesibilitas yang seperti sekarang ini, tentu saja dengan waktu dan jarak tempuh yang seperti itu juga, maka tak akan ada pilihan untuk berwisata ke Pantai Tanjung Bira untuk menikmati paket Tunggal di Destinasi Bulukumba.
            Terlepas dari wisatawan mancanegara, apabila harapan kunjungan ke Destinasi Bulukumba khususnya Pantai Tanjung Bira oleh wisatawan lokal, hal-hal tersebut di atas tidak akan terlaku menjadi masalah mengingat kebanyakan wisatawan lokal mudah mengerti akan keadaan yang terjadi di daerah, khususnya di daerah wisatawan lokal secara pribadi, hanya saja, kunjungan yang datang hanya dari wisatawan lokal tentu bukan hanya itu, melainkan harapan kunjungan wisatawan mancanegara yang terus meningkat.
            Sedangkan apabila Pantai Tanjung Bira dipaketkan dengan Daya Tarik Wisata lain disekitarnya dalam Destinasi Bulukumba, akan sangat baik apabila sebelum berkunjung ke Pantai Tanjung Bira diawali dengan kunjungan ke kawasan pembuatan kapal pinishi, Tana Beru.
            Pada kawasan tersebut dapat kita saksikan secara langsung bagaimana proses pembuatan perahu-perahu Phinisi Sulawesi Selatan yang terkenal sampai ke Mancanegara. Bahkan menurut warga setempat dan salah satu pekerja di kawasan pembuatan kapal/perahu Phinisi ini, “sudah banyak kapal pasanan mancanegara yang dibuat di tempat ini.” Tegas Bapak Shaleh sambil terus mengerjakan salah satu perahu kecil. ( 06/10/15 ).
            Ada juga kawasan Ammatoa yang bisa sepaket dengan Daya Tarik Wisata Tanjung Palette, yaitu kawasan Adat yang masih sangat terjaga kekhasannya, terbukti dengan aturan mengunjungi Daya Tarik Wisata tersebut salah satunya hanya bisa memasuki wilayah tersebut dengan menggunakan seragam serba hitam. Lokasinya juga tak begitu jauh dari daerah Pantai Tanjung Bira hanya berkisar 75 menit perjalanan.
            Destinasi Bulukumba pada dasarnya memilki Daya Tarik Wisata yang banyak dan menarik untuk dikunjungi terlepas dari salah satu pembahasan Daya Tarik Wisata Pantai Tanjung Bira yang tak lepas dari berbagai sisi kelemahan, baik yang hanya mendapat kunjungan karena paket tunggal yang biasanya dilaksanakan karena adanya tugas atau yang lainnya ataupun paket kunjungan yang sepaket dengan beberapa Daya Tarik Wisata lainnya seperti kawasan pembuatan perahu/kapal Phinisi, Tana Beru. Yang menjadi hambatan adalah kurangnya fasilitas memadai dalam kawasan Daya Tarik Wisata tersebut sementara aksesibilitas menuju Destinasi juga tidak begitu baik. “semoga Dinas pariwisata di kantor dapat segera bertindak untuk menangani masalah ini” tegas Bapak Samsul, salah satu petugas di Pantai Tanjung Bira, ( 06/10/15 ).




Logo Sapta Pesona



Logo Sapta Pesona berbentuk matahari tersenyum yang menggambarkan semangat hidup dan kegembiraan. Tujuh sudut pancaran sinar yang tersusun rapi di sekeliling matahari menggambarkan unsur-unsur Sapta Pesona yang terdiri dari : unsur aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan.